
Meski keluarganya rutin berkurban setiap Hari Raya Idul Adha, Ustaz Soleh Mahmud atau yang lebih dikenal dengan Ustaz Solmed, mengaku belum pernah sekalipun menyembelih hewan kurban secara langsung.
Tahun ini, keluarga Ustaz Solmed bersama sang istri, April Jasmin, kembali menyembelih tiga ekor sapi untuk kurban. Namun, Ustaz Solmed menegaskan bahwa dirinya hanya menyaksikan prosesnya saja.
“Biasanya nyaksiin, saya ikut. Tapi kalau buat nyembelih, kayaknya seumur-umur, saya belum pernah nyembelih, tuh. Saya takut sampai sekarang, buat nyembelih hewan kurban. Takut, saya,” ungkap Ustaz Solmed saat ditemui di di Bekasi, Jawa Barat, kemarin.
Bukan karena trauma, tetapi rasa tidak tega yang membuatnya enggan untuk menyembelih sendiri hewan kurban. Meskipun demikian menyembelih langsung hewan qurban adalah sunah.
“Lebih nggak tega. Jadi kayak, kayak nggak tega, gitu. Iya, jatuhin dia. Walaupun ini, ya, sebenarnya sunah yang kurban, yang motong. Tapi karena nggak tega, takutnya, ntar ke mana-mana, tuh. Potongan, kan? Bahaya lagi. Lari, tuh, sapi,” jelasnya.
Tak hanya pada sapi, Ustaz Solmed bahkan mengaku tak berani menyembelih ayam sejak kecil. Padahal sebelumnya ia selalu diajak menyembelih ayam oleh ayahnya.
“Jangankan sapi. Ayam aja, saya nggak berani. Jadi dulu, kalau ayah, tuh, biasanya kita, kalau ayam, itu motong sendiri, kan? Nah, biasanya motong, tuh, ayah saya. Saya, tuh, nggak berani motong. Diajarin, ayo, potong, cok. Nggak, nggak, saya nggak berani. Saya takut. Walaupun diajarin, saya nggak berani, gitu. Karena nggak, nggak tega aja, gitu,” tuturnya panjang lebar.
Meski begitu, Solmed hingga kini belum berpikir untuk mengatasi ketakutannya dan mencoba menyembelih hewan kurban sendiri suatu saat nanti.
“Saya khawatir, gara-gara nggak tega, begitu jadi ragu. Jadi, ketidaktegaan itu melahirkan keraguan. Kasihan sapinya. Kayak, aduh, gimana ya, kasihan itu, ya, salah. Salah titik. Waduh. Gawat, tuh,” katanya.
Keraguan dan ketidaktegaan itulah yang menurutnya bisa berakibat fatal jika menyembelih tidak sesuai syariat.
“Akhirnya, jadi bangkai sapinya nanti, kan? Hewan kurbannya. Nah, itu saya nggak mau,” pungkasnya.