Aksi Saaih Halilintar membeli burung jenis Lovebird dan langsung menerbangkan bebas di pinggir jalan menuai kritik dan hujatan. Saaih mengaku dirinya memang tidak begitu paham.
Namun, konten kreator pemilik akun Instagram @saaihalilintar itu menceritakan dirinya sudah lebih dulu bertanya dan izin kepada penjual lovebird tersebut.
“Aku sih nggak terlalu tahu pasti. Aku sebenarnya nggak tahu, cuma aku tanya sama orangnya, penjualnya. ‘Ini boleh aku lepas nggak?’ Kata dia aman kalau dilepas,” kata Saaih Halilintar di studio FYP Trans7, Mampang, Jakarta Selatan, kemarin.
“Katanya di sini banyak makanan. Jadi kalau misalnya dia kita lepas nggak ketemu makan nanti dia akan balik,” sambungnya.
Putra keenam dari sebelas bersaudara Gen Halilintar itu mengatakan Lovebird yang baru saja dia terbangkan, benar kembali lagi. “Tapi benar loh A, burungnya aku lepas tapi langsung balik lagi,” klaim Saaih Halilintar.
Saih mengaku saat kecil pernah membeli semua burung gereja yang dijual pedagang pinggir jalan dan melepaskannya lagi. Melihat kritik hingga hujatan yang diterima Saaih menanggapinya santai.
“Seru, seru,” kata Saaih Halilintar.
Saaih mengatakan alasan utama dia melepaskan burung tersebut karena kasihan. “Lebih ke ini, kasihan sama burungnya.”
Lenggogeni Faruk juga menegaskan putranya memang mencintai binatan. “Mencintai binatang ya kan ini.”
Saat bertemu di acara live FYP Trans7, Saaih Halilintar mendapat penjelasan dari Irfan Hakim yang merupakan pecinta hewan. Irfan Hakim menjelaskan mengapa tindakan Saaih seperti itu mendapat hujatan.
“Makanya banyak orang yang berkomentar itu, ketika satu binatang dilepaskan itu harus di habitatnya. Habitatnya itu misalnya burung Cendrawasih di Papua, Jalak Bali ya di Bali. Jalak Bali dilepaskan di Jawa, tidak boleh. Itu yang gue lakukan dengan aviari gue ada beberapa burung. Jadi di aviari gue sudah ada yang bertelur dan beranak, itu dilepaskannya juga ditempat yang burung Jawa ya di jawa, burung yang di Sumatera ya di Sumatera. Lovebird ini berasal dari benua Afrika, tepatnya di Madagaskar,” jelas Irfan Hakim.